PT. Timah Tbk dipastikan mendukung rencana pemerintah yang akan melarang ekspor timah pada tahun ini. Oleh karena itu, TINS akan lebih mengoptimalkan lini bisnis hilirisasinya.
Direktur Operasi dan Produksi Timah Purwoko menyebut, sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), TINS tentu tidak bisa menentang kebijakan pemerintah tersebut. Hal yang mesti dipikirkan oleh TINS adalah strategi antisipasi agar kebijakan larangan ekspor bisa benar-benar terealisasi sekaligus meminimalisir risikonya bagi perusahaan tersebut.
Rencana larangan ekspor timah pada dasarnya ditujukan untuk mendorong hilirisasi di dalam negeri. Dalam hal ini, hasil tambang timah yang ada di Indonesia jangan sampai lebih banyak dinikmati oleh pihak asing. “Kalau tidak didorong kebijakan itu, maka tujuan hilirisasi dan peningkatan nilai tambah timah tidak akan tercapai,” kata Purwoko ketika ditemui Kontan.co.id, Rabu (22/6) malam.
Upaya hilirisasi sebenarnya telah dilaksanakan oleh TINS melalui anak usahanya, PT. Timah Industri. Perusahaan ini sudah eksis sejak tahun 1998 silam, namun kala itu fokus bisnisnya kerap berubah-ubah, misalnya menjadi perusahaan energi dan engineering procurement construction (EPC).
Barulah kemudian di sekitar tahun 2008-2009, Timah Industri akhirnya menjadi perusahaan yang mengembangkan produk hilir timah seperti tin chemical dan tin solder. Saat ini, Timah Industri memiliki pabrik tin chemical dan tin solder yang berlokasi di Cilegon, Banten. Adapun kapasitas terpasang pabrik tersebut yakni 10.000 ton per tahun untuk tin chemical dan 4.000 ton per tahun untuk tin solder.
“Di tahun lalu, produksi tin chemical kami sekitar 7.000 ton, sedangkan tin solder sekitar 2.000 ton,” imbuh Purwoko.
Pihak TINS tentu perlu memperbesar kemampuan produksi pabrik tin chemical dan tin solder setidaknya dua kali lipat demi mendukung kelancaran hilirisasi dan pelarangan ekspor timah.
Purwoko tidak menyebut secara rinci kebutuhan investasi untuk peningkatan kapasitas pabrik Timah Industri tersebut. Di sisi lain, ia bilang bahwa proses penambahan kapasitas secara lengkap di pabrik tin chemical dan tin solder tersebut membutuhkan waktu lebih dari satu semester.
“Jadi, kalau bangun fasilitasnya secara lengkap di sisa tahun ini tidak akan keburu selesai di akhir tahun nanti,” tandas dia.